Anyaman kawat baja ini dibuat dengan teknik puntir ganda yang membentuk lubang berbentuk segi enam. Anyaman ini diikat erat di antara sisi-sisinya agar tidak mudah rusak. Ikatan anyaman ini membuat bronjong mampu menahan tanah sehingga tidak terjadi longsor atau erosi. Kawat yang digunakan terbuat dari bahan baja galvanis agar kawat tidak mudah berkarat.
KEGUNAAN BRONJONG
Fungsi bronjong yang terjadi adalah melindungi dan memperkuat struktur tanah di sekitar tebing agar tidak longsor, tepi sungai, dan tepi tanggul. Bronjong juga dapat digunakan sebagai pembentuk bendungan untuk meningkatkan volume air sungai. Bagian tepi sungai bisa mengalami erosi akibat arus yang deras dan terus menerus terjadi. Di sini, bronjong akan berfungsi sebagai penjaga area tepi sungai dari arus sungai sehingga bantaran sungai tidak akan mudah hancur.
Kawat yang berlapis galvanis ini memiliki bahan anti karat. Bahannya menyerupai krom sehingga akan kuat menahan erosi. Kawat lainnya adalah kawat yang terbuat dari bahan PVC. Kawat ini dilapisi dengan bahan semi plastik pada bagian luarnya sehingga terlihat lebih menarik dan bisa menambah nilai estetika.
Dibandingkan dengan kawat berlapis galvanis, kawat yang terbuat dari bahan PVC jauh lebih unggul. Selain warnanya yang lebih menarik, kawat ini memiliki 2 lapisan sehingga lebih kuat dari kawat yang berlapis galvanis. Selain itu, ketahanan terhadap karat dan kadar asam pun cukup tinggi sehingga cocok untuk dibangun di tepi laut dan awet dalam waktu yang cukup lama. Sama seperti saat ingin memilih jenis batu bata pada bangunan, pemilihan bahan kawat pun menjadi sangat penting.
KEUNGGULAN MENGGUNAKAN BRONJONG
Saat ingin memilih kawat untuk membuat bronjong, kamu bisa menggunakan kawat yang dipabrikasi menggunakan mesin dengan bahan kawat Standar Nasional Indonesia atau SNI dengan kualitasnya terjaga. Ukuran kawat, ukuran anyaman, jenis lilitan, dan jenis kawatnya juga bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan.
Dibandingkan dengan konstruksi penahan lainnya seperti yang terbuat dari beton, bronjong memiliki beberapa keunggulan.
Pertama, bronjong bersifat fleksibel sehingga dapat mengikuti pergerakan tanah yang ada di bawahnya tanpa harus merusak konstruksi dasar.
Kedua, tumpukan batu-batu di dalam bronjong ini memungkinkan udara mengalir di sela-selanya sehingga tekanan tanah akan berkurang dan mengurangi risiko tanah longsor. Khususnya untuk bangunan yang berada di sekitar tebing. Ketiga, harga bronjong jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan penahan dari beton. Kawatnya mudah didapatkan, begitu juga dengan batu-batu pengisinya. Harga yang ekonomis ini juga didasarkan pada teknik pembuatan dan biaya pengiriman karena bobot bobot yang sangat ringan dibandingkan dengan beton.
Keunggulan berikutnya adalah bentuknya yang sederhana dapat dikerjakan tanpa menggunakan mesin berteknologi tinggi, cukup alat-alat pertukangan sederhana seperti tang dan keahlian tangan para tukang. Bobot dari kawatnya pun terbilang ringan sehingga mudah dibawa ke mana saja melalui medan apa pun.
Selain itu, kawat yang mudah dibuat lebih mudah diterapkan di mana saja dalam bentuk apa pun. Dibentuk lurus atau melingkar, tidak masalah. Ukurannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Terakhir dan yang paling penting, bronjong sangat ramah lingkungan karena batu alam yang digunakan sebagai bahan utama.
Di dunia ini tidak ada satu hal pun yang sempurna, termasuk bronjong. Kekurangan bronjong adalah jika menggunakan kawat yang berbahan baja yang berlapis galvanis, maka bronjong tidak cocok untuk digunakan pada area yang memiliki udara dengan kadar garam tinggi atau kadar asam tinggi seperti tepi laut. Kekurangan berikutnya adalah konstruksi bronjong yang kadang-kadang harus dibuat di lahan yang berukuran lebar karena jika dibuat dalam ukuran kecil, jalur bronjong tidak bisa berfungsi untuk menahan longsor atau erosi dengan baik.